Welcome to our online store

Jumat, 30 September 2016

Masya Allah.. Hina Nabi Muhammad di Facebook, Bagus Panji Diganjar Empat Tahun Penjara



Karena Aku WanitaSetelah Bagus Panji (24 Tahun) tiga bulan mendekam di tahanan, Kamis (29 September 2016) Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengganjar hukuman empat tahun penjara, denda Rp10 juta, subsider tiga bulan kurungan. Vonis dijatuhkan dinyatakan terbukti melecehkan ajaran Islam dan menghina Nabi Muhammad Saw di akun media sosial Facebook. 

Warga Dusun Benelan Lor, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi ini,  pada Ramadhan lalu, tepatnya pada Ahad , 12 Juni 2016, melalui akun media sosial Facebook  atas nama Bagus Panji mengunggah tulisan bernada melecehkan ajaran Islam. Lebih fatal lagi, menutup tulisan dengan menghina Nabi Muhammad Saw, mengumpat dan spesifik menyebut nama binatang.

Kontan tulisan mendapat komentar dari pengguna media sosial Facebook lainnya. Di tengah keroyokan komentar itu, Bagus Panji berusaha menjelaskan. Diantaranya  beralasan tulisan tersebut dibuat karena merasa kasihan kepada segenap pemilik warung, selama Ramadhan harus tutup. Penjelasan itu justru blunder; tetap dikeroyok oleh pengguna media sosial Facebook. Puncaknya, Bagus Panji mengunggah pernyataan minta maaf, karena tulisannya telah menyakiti masyarakat, khususnya umat Islam.
BACA JUGA : Pesan Untuk Kamu Para Wanita, Untuk Kamu.. iya Kamu.. Baca ini Sebentar yaa
Kendati telah meminta maaf, sejumlah Organisasi Massa (Ormas) Islam tetap tidak dapat menerima. Akun media sosial Facebook  milik Bagus Panji yang secara kronologis memuat tulisan-tulisan penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw dan melecehkan ajaran Islam dicetak, dijadikan bukti saat melapor ke Polisi pada pertengahan Juni 2016.

Sabtu, 18 Juni 2016, Bagus Panji diringkus Polisi dan resmi dinyatakan sebagai tersangka telah melakukan penghinaan terhadap Nabiyullah Muhammad Saw dan melecehkan ajaran agama Islam. Lebih dari itu, dinyatakan telah melanggar Pasal 27 KUHP jo Pasal 45 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dan telah berbuat mengakibatkan warga masyarakat, khususnya umat Islam, resah.

Dalam rangkaian gelaran pemeriksaan di persidangan PN Kabupaten Banyuwangi, Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa juga mendasar pada pasal-pasal yang sama,  kemudian menuntut agar Bagus Panji di ganjar hukuman lima tahun penjara, denda Rp10 juta dan bila tidak dapat membayar denda (subsider) mengganti dengan kurungan selama enam bulan.

Majelis Hakim yang menyidangkan perkara ini, kendati menelaah  juga menggunakan pasal-pasal  sama, namun memiliki pertimbangan berbeda dan menjatuhkan vonis lebih ringan yaitu; empat tahun penjara. Denda tetap sebesar Rp10 juta, namun subsidernya juga lebih ringan, yaitu tiga bulan kurungan.   



sumber : tribunislam.com
Add to Cart View detail

Kamis, 29 September 2016

Pesan Untuk Kamu Para Wanita, Untuk Kamu.. iya Kamu.. Baca ini Sebentar yaa



Karena Aku Wanita - PESAN UNTUK PARA WANITA
.
🌷Wahai Wanita,
.
Janganlah dirimu menjadi sombong karena kacantikanmu, Karena Allah tak memandang dirimu dari fisikmu tapi Allah memandang keimanan dalam Hatimu..
.
🌷Wahai Wanita,
.
Janganlah dirimu berbangga karena banyaknya lelaki yang menggodamu, karena kelak kau hanya akan bersuamikan satu.
.
🌷Wahai Wanita,
.
Janganlah engkau perlihatkan Auratmu kepada yang bukan Mahram mu,
Karena itu demi kemuliaan mu,
demi kehormatan mu dan bukti taatnya engkau pada Rabb-Mu.
.
🌷Wahai Wanita,
.
Jangan engkau berikan cinta sucimu pada lelaki yang belum halal untukmu, Karena jika engkau bersabar dalam kesendirin sebelum halal maka Allah akan berikan yang terbaik untukmu. . .
.
Renungan untukku, untukmu dan untuk seluruh Wanita Istimewa )
.
Semoga kita menjadi wanita calon penghuni SURGA-Nya. Aamiin ya Rabbal 'Alamin 
.
اَللَّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ َعلى سيدنا Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ Ùˆَ عَÙ„َÙ‰ Ø¢ِÙ„ سيدنا Ù…ُØ­َÙ…َّد

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzaab: 59)

Saudariku tercinta, Allah tidak semata-mata menurunkan perintah jilbab kepada kita tanpa ada hikmah dibalik semuanya. Allah telah mensyari’atkan jilbab atas kaum wanita, karena Allah Yang Maha Mengetahui menginginkan supaya kaum wanita mendapatkan kemuliaan dan kesucian di segala aspek kehidupan, baik dia adalah seorang anak, seorang ibu, seorang saudari, seorang bibi, atau pun sebagai seorang individu yang menjadi bagian dari masyarakat. Allah menjadikan jilbab sebagai perangkat untuk melindungi kita dari berbagai “virus” ganas yang merajalela di luar sana. Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Abul Qasim Muhammad bin ‘Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya,

“Wanita itu adalah aurat, jika ia keluar rumah, maka syaithan akan menghiasinya.” (Hadits shahih. Riwayat Tirmidzi (no. 1173), Ibnu Khuzaimah (III/95) dan ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabiir (no. 10115), dari Shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma)



sumber : voa-moeslim.com
Add to Cart View detail

Rabu, 28 September 2016

Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, Seusai Melaksanakan Ijab Qabul Perempuan Ini Meninggal Dunia



Karena Aku Wanita - Lamanya usia seseorang hanya diketahui oleh Tuhan, seperti yang dialami oleh sepasang pengantin baru. Usai melakukan ijab qobul, seorang wanita bernama Rani meninggal dunia. Berita ini dikabarkan oleh akun facebook bernama Tania Handayani, Sabtu (14/5/2016) pukul 17.55 WIB. "Hwd teh rani yang cantik (emoticon menangis) ijab kobul selesai kamu pergi buat selamanya, semogaa amal ibadah ya diterima allah Swt, sing tabah aa kais (emoticon menangis)," tulis Tania Handayani.

Menyertai postingannya itu, Tania mengunggah tiga foto. Yakni foto jenazah, foto pernikahan dan foto jenzah yang sedang dibopong. Postingan Tania pun ditanggapi rekan-rekan di facebooknya. 

"Innalilahi, ih kasian ya teh," tulis akun Nicke Aprianti.
"Inalillahiwainalillahirojiun ya Allah kasian ngeliat nya juga," tulis akun Lala Fatmawati.

Dari percakapan dalam komentar itu, Tania mengatakan Rani meninggal Sabtu pagi pukul 10.00 WIB. Tania menjelaskan, setelah selesai ijab qobul, Rani kemudian langsung meninggal.
Meninggalnya Rani Apriliani, warga Citapen ini membuat netizen heboh. Ciitapen adalah sebuah desa di Kecamatan Sukatani, Purwakarta, Jawa barat. Bnayak netizen yang turut berduka dan bersimpati melihat peristiwa ini. Netizen menilai, peristiwa ini begitu menyedihkan lantaran Rani harus meninggal dunia tepat di hari bahagianya.  

Sebelumnya, Rani melalui akun Facebooknya telah memberikan kabar bahagianya tersebut. Dengan mengunggah undangan pernikahannya. Pernikahan yang ia sebut niat baiknya di bulan Mei ini. Namun tak disangka, hal lain terjadi di hari sakralnya tersebut.

Pasalnya, Rani dinyatakan meninggal dunia setelah kekasihnya, Kais Putra Prayoga mengucap ijab qabul di hari pernikahannya. Pernikahan tersebut digelar pada Sabtu (14/5/2016).

Kabarnya, Rani telah menjalin kasih dengan Kais selama 5 tahun terakhir. Dan akan mengakhiri hubungan tersebut dalam sebuah ikatan suci. Mengaku Sakit. Melalui akun Facebook-nya yang bernama Rani Avrilla.

Sebelumnya diketahui Rani
Sebelumnya memang sedang sakit. Namun tidak dapat diketahui, sakit apa yang diderita Rani. Meski begitu Rani bertekad sembuh. Keinginannya ia sampaikan melalui sejumlah postingan status. Sejumlah postingan dari akun Rani, sejak bulan April ia beberapa kali mengunggah status yang menyatakan dirinya ingin segera sembuh.

"Berikan kesembuhan seperti semula :') Jangan terlalu lama merasakan kesakitan ini .." tulis Rani pada 14 April 2016 lalu.

Tidak hanya itu, Rani pun sempat berharap ia benar-benar diberi kesehatan di hari bahagianya, yakni di hari pernikahannya dengan Kais Putra Prayoga. Harapan tersebut ditulisnya dalam sebuah status yang ia tulis pada awal bulan Mei ini, tepatnya pada 1 Mei 2016.

Sementara itu, Kais Putra Prayoga, lelaki yang sudah sah menjadi suami Rani pun juga masih merasa tak percaya dengan kepergian istrinya tersebut. Terlebih, hal itu terjadi di hari pertama pernikahannya.

Ia pun sempat mengunggah status yang menyatakan rasa tidak percayanya akan kehilangan istrinya tersebut melalui akun Facebook bernama Kais Putra Prayoga.

Nury Alya, "Meski aku ga kenal kalian aku turut berduka cita, semoga alam di trima di sisi allah, aminn. Sabar ya semua ini pasti ada hikmahnya."

Sayna Azzahra, "saya bukan siapa-siapanya cuma lhat d fb tp ikut sedih..semoga allah memberinya tempat yg indah yg lyak d sisinya,semoga d ampuni dosa"nya,d terima amal islamnya..amiin."

Diketahui akun Facebook bernama Shanty Sopianti Rosa juga turut bersedih. Pasalnya teman almarhum ini sedikit menyesal. Ia mengaku menyesal karena terlambat datang ke acara pernikahan Rani dan Kais. Akun bernama Shanty tersebut pun juga turut mengungkapkan kesedihannya melalui akun media sosialnya. Ia juga begitu menyesal karena itu hari terakhirnya melihat Rani.

"Masya Allah rani,, mfin santi , santi talat datang na , coba dri pgi santi datang k acara pernikahan rani , yg ter akhir x nya ngliat rani,, !! Rani semoga ibadah iman islam rani d trma sama Allah ,,,! Selamat jlan teman santi yg baik,, santi gkn prnh nglupain rani ,,, !!!rani yg tenang yh d alm sana,,,!! Kais yg sabar ya mgga kais iklas nrima cobaan dri Allah,,,!!!!."



Sumber : renunganislam.com
Add to Cart View detail

Selasa, 27 September 2016

Kisah Berujung Maut Untuk Para Suami dan Istri Baca Sampai Tuntas Kalau Berani,! SILAKAN BAGIKAN.!


Karena Aku Wanita - “Assalaamu’alaikum…!” Ucapnya lirih saat memasuki rumah.

Tak ada orang yang menjawab salamnya. Ia tahu istri dan anak-anaknya pasti sudah tidur. Biar malaikat yang menjawab salamku,” begitu pikirnya.

Melewati ruang tamu yang temaram, dia menuju ruang kerjanya. Diletakkannya tas, ponsel dan kunci-kunci di meja kerja.
Setelah itu, barulah ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
Sejauh ini, tidak ada satu orang pun anggota keluarga yang terbangun. Rupanya semua tertidur pulas.
Segera ia beranjak menuju kamar tidur. Pelan-pelan dibukanya pintu kamar, ia tidak ingin mengganggu tidur istrinya.

Benar saja istrinya tidak terbangun, tidak menyadari kehadirannya.
Kemudian Amin duduk di pinggir tempat tidur. Dipandanginya dalam-dalam wajah Aminah, istrinya.
Amin segera teringat perkataan almarhum kakeknya, dulu sebelum dia menikah.
Kakeknya mengatakan, jika kamu sudah menikah nanti, jangan berharap kamu punya istri yang sama persis dengan maumu. Karena kamu pun juga tidak sama persis dengan maunya.
Jangan pula berharap mempunyai istri yang punya karakter sama seperti dirimu. Karena suami istri adalah dua orang yang berbeda. Bukan untuk disamakan tapi untuk saling melengkapi.
Jika suatu saat ada yang tidak berkenan di hatimu, atau kamu merasa jengkel, marah, dan perasaan tidak enak yang lainnya, maka lihatlah ketika istrimu tidur….

“Kenapa Kek, kok waktu dia tidur?” tanya Amin kala itu.
“Nanti kamu akan tahu sendiri,” jawab kakeknya singkat.

Waktu itu, Amin tidak sepenuhnya memahami maksud kakeknya, tapi ia tidak bertanya lebih lanjut, karena kakeknya sudah mengisyaratkan untuk membuktikannya sendiri.
Malam ini, ia baru mulai memahaminya. Malam ini, ia menatap wajah istrinya lekat-lekat. Semakin lama dipandangi wajah istrinya, semakin membuncah perasaan di dadanya. Wajah polos istrinya saat tidur benar-benar membuatnya terkesima. Raut muka tanpa polesan, tanpa ekspresi, tanpa kepura-puraan, tanpa dibuat-buat. Pancaran tulus dari kalbu.
Memandanginya menyeruakkan berbagai macam perasaan. Ada rasa sayang, cinta, kasihan, haru, penuh harap dan entah perasaan apa lagi yang tidak bisa ia gambarkan dengan kata-kata.
Dalam batin, dia bergumam,

“Wahai istriku, engkau dulu seorang gadis yang leluasa beraktivitas, banyak hal yang bisa kau perbuat dengan kemampuanmu. Aku yang menjadikanmu seorang istri. Menambahkan kewajiban yang tidak sedikit. Memberikanmu banyak batasan, mengaturmu dengan banyak aturan.
Dan aku pula yang menjadikanmu seorang ibu. Menimpakan tanggung jawab yang tidak ringan. Mengambil hampir semua waktumu untuk aku dan anak-anakku.

Wahai istriku, engkau yang dulu bisa melenggang kemanapun tanpa beban, aku yang memberikan beban di tanganmu, dipundakmu, untuk mengurus keperluanku, guna merawat anak-anakku, juga memelihara rumahku.

Kau relakan waktu dan tenagamu melayaniku dan menyiapkan keperluanku. Kau ikhlaskan rahimmu untuk mengandung anak-anakku, kau tanggalkan segala atributmu untuk menjadi pengasuh anak-anakku, kau buang egomu untuk menaatiku, kau campakkan perasaanmu untuk mematuhiku.
Wahai istriku, di kala susah, kau setia mendampingiku. Ketika sulit, kau tegar di sampingku. Saat sedih, kau pelipur laraku. Dalam lesu, kau penyemangat jiwaku. Bila gundah, kau penyejuk hatiku. Kala bimbang, kau penguat tekadku. Jika lupa, kau yang mengingatkanku. Ketika salah, kau yang menasehatiku.
Wahai istriku, telah sekian lama engkau mendampingiku, kehadiranmu membuatku menjadi sempurna sebagai laki-laki.

Lalu, atas dasar apa aku harus kecewa padamu?
Dengan alasan apa aku perlu marah padamu?
Andai kau punya kesalahan atau kekurangan, semuanya itu tidak cukup bagiku untuk membuatmu menitikkan airmata.
Akulah yang harus membimbingmu. Aku adalah imammu, jika kau melakukan kesalahan, akulah yang harus dipersalahkan karena tidak mampu mengarahkanmu. Jika ada kekurangan pada dirimu, itu bukanlah hal yang perlu dijadikan masalah. Karena kau insan, bukan malaikat.
Maafkan aku istriku, kaupun akan kumaafkan jika punya kesalahan. Mari kita bersama-sama untuk membawa bahtera rumah tangga ini hingga berlabuh di pantai nan indah, dengan hamparan keridhoan Allah azza wa jalla.

Segala puji hanya untuk Allah azza wa jalla yang telah memberikanmu sebagai jodohku.”
Tanpa terasa air mata Amin menetes deras di kedua pipinya. Dadanya terasa sesak menahan isak tangis.
Segera ia berbaring di sisi istrinya pelan-pelan. Tak lama kemudian ia pun terlelap.

Jam dinding di ruang tengah berdentang dua kali.
Aminah, istri Amin, terperanjat
“Astaghfirullaah, sudah jam dua?”
Dilihatnya sang suami telah pulas di sampingnya. Pelan-pelan ia duduk, sambil memandangi wajah sang suami yang tampak kelelahan.
“Kasihan suamiku, aku tidak tahu kedatangannya. Hari ini aku benar-benar capek, sampai-sampai nggak mendengar apa-apa. Sudah makan apa belum ya dia?” gumamnya dalam hati.
Mau dibangunkan nggak tega, akhirnya cuma dipandangi saja. Semakin lama dipandang, semakin terasa getar di dadanya. Perasaan yang campur aduk, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya hatinya yang bicara.
“Wahai suamiku, aku telah memilihmu untuk menjadi imamku. Aku telah yakin bahwa engkaulah yang terbaik untuk menjadi bapak dari anak-anakku. Begitu besar harapan kusandarkan padamu. Begitu banyak tanggungjawab kupikulkan di pundakmu.

“Wahai suamiku, ketika aku sendiri kau datang menghampiriku. Saat aku lemah, kau ulurkan tanganmu menuntunku. Dalam duka, kau sediakan dadamu untuk merengkuhku. Dengan segala kemampuanmu, kau selalu ingin melindungiku.

“Wahai suamiku, tidak kenal lelah kau berusaha membahagiakanku. Tidak kenal waktu kau tuntaskan tugasmu. Sulit dan beratnya mencari nafkah yang halal tidak menyurutkan langkahmu. Bahkan sering kau lupa memperhatikan dirimu sendiri, demi aku dan anak-anak.

“Lalu, atas dasar apa aku tidak berterimakasih padamu, dengan alasan apa aku tidak berbakti padamu? Seberapapun materi yang kau berikan, itu hasil perjuanganmu, buah dari jihadmu.
Jika kau belum sepandai da’i dalam menasehatiku, tapi kesungguhanmu beramal shaleh membanggakanku.
Tekadmu untuk mengajakku dan anak-anak istiqomah di jalan Allah azza wa jalla serta membahagiakanku.
“Maafkan aku wahai suamiku, akupun akan memaafkan kesalahanmu.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah azza wa jalla yang telah mengirimmu menjadi imamku. Aku akan taat padamu untuk mentaati Allah azza wa jalla. Aku akan patuh kepadamu untuk menjemput ridho-Nya..”
Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota’ayun waj’alna lil muttaqina imama.


Gambar : Ilustrasi Google
Sumber : Sebarkanlah.com
Add to Cart View detail

Minggu, 25 September 2016

TKW ini bernasib mujur dinikahi majikannya dengan mahar emas setoko



Karena Aku Wanita - Jodoh adalah salah satu rahasia Tuhan yang sulit ditebak oleh manusia. Bisa saja jodoh kamu merupakan teman sekolah, bisa juga teman kuliah atau kalau tidak malah teman kerja. Namun, kali ini ada kisah percintaan yang cukup unik dan luar biasa. Kisah ini diceritakan oleh Niya, Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia yang bekerja di Taiwan.

Niya mengatakan bahwa ia dan rekannya Zelviana, sedang berbahagia. Hal ini lantaran Zelviana baru saja dipersunting oleh majikannya sendiri. Lebih dari itu, yang juga membuat Niya larut dalah kebahagiaan, ternyata Zelviana dinikahi dengan mahar perhiasan yang terbilang banyak.

Lewat foto yang diunggah Niya, nampak Zelviana sedang dipakaikan gelang emas oleh calon suaminya. Bahkan, di lehernya terlihat banyak sekali emas menggantung berkilauan.

"Dia diberi maskawin emas seisi toko. Karena majikannya seorang pedagang emas," ujar Niya seperti dikutip brilio.net, Selasa (3/11) melalui akun Facebooknya. 

Cerita Niya ini pun tentu saja menarik perhatian banyak pekerja asing lain. Sebagian memberikan selamat dan mengatakan betapa untungnya Zelviana namun tidak sedikit pula yang iri dengannya. 

"Ya ampun, bagus sekali nasibnya kawin sama boss nya," komentar akun Sani Sah. 

Niya juga membantah jika cerita dan foto yang diunggahnya adalah hoax. Dia memastikan hal itu tanpa ada rekayasa.



sumber :merdekasiana.com
Add to Cart View detail

Sabtu, 24 September 2016

Allah Memerintahkan Muslimah Untuk BerHijab Itu Setelah Baligh, Bukan Setelah Baik



Karena Aku Wanita - Nggak ada ceritanya, Allah memerintahkan berhijab setelah hati dan perilaku jadi baik. Justru dengan adanya berhijab, Allah ingin memperbaiki sekaligus menjaga hamba-hambaNya, jadi nggak ada alasan "memperbaiki hati dulu baru nanti berhijab"

Ya memang, berhijab harus ada kemantapan hati,tapi jika perintah itu turun langsung dari Allah yang maha menguasai segalanya, pantaskah kita tolak?

Kebanyakan kita menuruti nafsu dan bisikan-bisikin syaiton..
"Eh nanti dulu deh, aku kan masih sekolah. Ngga mungkin pakai kerudung gede banget, atau nanti dululah belum siap, takut ngga bisa istiqomah"

Dear muslimah, perlu adanya pemaksaan dari diri sendiri walaupun hati belum yakin mampu mempertahankan, karena hanyalah Allah yang berkuasa membolak balikkan hati....



Sumber : reportaseterkini

Add to Cart View detail

Mengapa Ibu Zaman Dulu Kuat Mengurus Banyak Anak dan juga Rumah Sedangkan Sekarang Tidak?



Karena Aku Wanita - Sahabat Ummi, kita tahu orang-orang zaman dahulu biasanya punya banyak anak, jarak kelahirannya berdekatan, dan sang ibu bisa mengurus semua anaknya juga melakukan pekerjaan rumah tangga dari mulai menyapu, cuci baju, masak, sendirian tanpa bantuan asisten rumah tangga.

Sedangkan ibu zaman sekarang, bahkan sekalipun yang full time mother, sering kerepotan dan keteteran mengerjakan tugas rumah tangga meskipun baru memiliki satu orang anak saja.

Mengapa bisa demikian? Apa yang membedakannya? Beberapa alasan berikut ini mungkin bisa menjelaskan perbedaannya:

1. Perbedaan pola Asuh
Zaman sekarang banyak orangtua yang tidak mengajarkan anaknya melakukan pekerjaan rumah, segala sesuatu dikerjakan oleh pembantu, sehingga ketika dewasa, ia tidak terbiasa mengurus pekerjaan rumah tangga.

Beda dengan orangtua zaman dahulu yang sudah mengajarkan segala pekerjaan rumah pada anak perempuannya. Sehingga ketika dewasa dan menikah tidak lagi kagok mengerjakan tugas rumah tangga.

2. Perbedaan teknologi
Zaman dahulu semua harus dikerjakan manual, sedangkan saat ini hampir segala tugas rumah tangga bisa digantikan oleh mesin. Ada mesin cuci, mesin penyedot debu, blender, dll.

Ditambah lagi kehadiran televisi dan ponsel yang semakin mengubah gaya hidup sehari-hari, membuat wanita zaman sekarang dilenakan oleh kemajuan teknologi sehingga lebih banyak peluanh keteteran mengurus pekerjaan rumah tangga dan anak.

3. Perbedaan pilihan
Zaman sekarang pilihan makin beragam. Seorang wanita bisa memilih sebagai full time mother, atau menjadi ibu rumah tangga sambil berkerja, atau berwirausaha di rumah dan menggunakan jasa asisten rumah tangga, sehingga makin banyak alasan untuk tidak memiliki skill kerumahtanggaan yang mumpuni.

Sedangkan zaman dahulu kebanyakan wanita tidak punya banyak pilihan selain di rumah mengurus urusan rumah tangga dan anak-anak, sehingga kemampuan mengurus pekerjaan rumahtangga merupakan keahlian alamiah seorang wanita.

Tentu saja kita perlu merasa salut dan berterimakasih pada para ibu yang mampu mengurus anak dan rumah tangga sekaligus, semoga Allah menganugerahkan surga atas keikhlasannya melayani keluarga. 

Foto ilustrasi: google


sumber : ummi-online.com
Add to Cart View detail

Most View Product

Contact Online

Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. FeminaMax - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger